Berada di hadapanmu
membuatku melupakan banyak hal
Aku bahkan tak lagi mengenali diriku
Aku terlalu serakah
Hingga dulu memberimu benci
Lalu memberi rasa lain untuk melengkapinya
Aku meninggalkan rasaku di sana
Di teduh tatapanmu
Di kharisma pribadimu
Aku tak lagi mengenali diriku
Kudapati ia mengagumimu
Melupakan seberapa kejamnya dulu
saat kau menyakiti sahabatku
Melupakan benciku,
sakit hatiku, sumpah serapahku
Pepatah mungkin ada benarnya
Aku tak sempat langsung mengenalimu
Hingga sayang tak pernah ada untukmu
Kau hanya kukenali dari cerita sahabatku
Sahabat yang kusayangi
hingga kuyakini benar segala perkataannya
Tapi, kenapa lalu kulupakan perkataannya
ketika waktu mendekatkan kita?
Kupatahkan perkataannya yang dulu kuanggap benar
Sebab tak kulihat ada yang salah denganmu saat ini
Atau...
aku jadi menyayangimu?
Hingga apapun yang diperbuatmu
menjadi benar di mataku?
Aku tak lagi mengenali diriku
Hingga ia mendatangi sahabatku
Menggali semua ceritanya tentangmu
Mencari pembenaran atas sikapmu
Sahabatku lalu kehabisan akal
dan hanya bisa berkata,
"Kupikir ceritaku tentangnya
bisa membuatmu percaya
betapa ia tak lagi pantas untuk dipuji.
Tapi... ternyata kau dibodohi lagi olehnya
dan memilih tertipu sepertiku dulu.
Terserah kau, apapun itu, akan selalu kudukung.
Asal kau bersiap saja
saat dia membawa kecewa untukmu kelak.
Mengakhiri kalimatnya
sahabatku menghadiahiku senyum terbaiknya
Senyum tulus yang menyadarkanku
untuk kembali mengenali diriku
Diri yang tak rela dikecewakan olehmu
Ya, aku kembali mengenali diriku
Dan kupilih untuk tak lagi tersentuh duniamu
Hingga tak ada lagi alasan
yang tersisa untuk mengagumimu
No comments:
Post a Comment