Sunday, March 27, 2011

Wisuda Kakak (Senang di Atas Ketertekanan Batin)

Ini foto yang mendadak kusuka sejak pertama melihatnya. Entah kenapa, foto ini terlihat sangat menyenangkan. Ini foto bersama kakakku saat wisudanya. Hari yang seharusnya membuatku tertekan. Ya, tertekan.

Bagaimana tidak tertekan??

Kakakku tak lagi sama denganku, mahasiswa. Itu berarti hanya saya saja yang masih dibiayai sekolahnya oleh ibuku. Dan... seolah menanggung beban yang sangat berat, sedang waktu terus berjalan menuntut penyelesaian studi dengan sangat cepat.

Beruntung, saya memiliki ibu yang pengertian. Beliau tak akan memaksaku untuk buru-buru lulus. "Ibu tidak pernah memaksamu melakukan hal yang tidak kau sukai." Kira-kira seperti itulah perkataannya saat kuceritakan tentang kuliahku yang kacau balau.

Oh. iya... yang membuat saya tertekan, bukan oleh pendapat ibuku. Tapi, oleh pendapat keluargaku lainnya.

Ummm... kira-kira setahun kemarin. Saat ibuku menyelesaikan kuliahnya setelah tertunda belasan tahun. (*PNS jaman dulu, kerja dulu baru kuliah. :D) Saat syukuran wisudahannya, masih teringat dengan jelas kata-kata dari nenekku, "Tahun ini mamahnya yang wisuda, tahun depan anak pertamanya, tahun depannya lagi anak bungsunya." Dan, betapa tertekannya saya setelah itu!!!!

Saya yang sejak kecil cenderung santai menjalani studiku (kalau tak mau dibilang cuek), tiba-tiba dituntut serius menyelesaikannya dengan cepat. Ohhhh!!! Betapa menyulitkannya itu!! Seolah otakku dipaksa berpikir melebihi kapasitasnya.

Oke, tak ada gunanya berdebat dengan nenek. Saya hanya mesti berdebat dengan diri sendiri. Tentang bagaimana menjalani semuanya dengan santai. Sambil memberi penjelasan tentang bagaimana semuanya baik-baik saja dengan caraku menjalaninya.


*Menulis sembari mencari cara, bagaimana cara melarikan diri saat syukuran wisuda kakak nanti. Acara dimana keluarga besar berkumpul dan akan menanyakan, "Kapan adiknya menyusul?" #ARGH!!

No comments:

Post a Comment